Rabu, 17 September 2014

PAPUA PUNYA

Cerita Lucu Anak2 Papua (MOP)


       Mungkin bagi kita yang lahir dan besar di tanah Papua tentu tidak asing lagi dengan istilah ini. Bahkan ada istilah bahwa jika orang Papua tidak tahu apa itu Mop berarti dia bukanlah orang Papua. Mop menjadi sebuah budaya turun temurun dikalangan semua masyarakat di Papua. Sejak kecil hingga besar Mop seakan menjadi sebuah sarana menjalin persahabatan, dimana setiap ada lebih dari 1 orang Papua berkumpul maka diistu bisa keluar cerita cerita Mop yang dituturkan secara lisan. Ya tentu saja Mop pada awalnya berkembang secara penuturan lisan.
Oke gimana sobat semua dah pada puas ngakaknya? hehe. Jangan lupa ...    Bahan bahan cerita Mop itu sendiri sebenarnya tidak jauh jauh, lebih banyak berasal dari kehidupan sehari hari atau kelucuan kelucuan ditengah masyarakat yang sering sekali kita jumpai. Tak jarang cerita lucu itu juga diberi bumbu agar lebih terasa lucunya.
     Di beberapa kampung seperti di kampung kelahiran kami di Manokwari, Mop Papua juga sering di lombakan dalam even even tertentu sebagai sebuah budaya baik yang terus dilestarikan hingga kini. Dalam semua cerita MOP itu sebenranya mengandung pesan dan nasehat yang baik sekalipun banyak juga MOP yang sebenarnya  lebih menjurus pada unsur SARA dan pornografi.
     Lucunya, MOP itu kebanyakan menceritakan tentang kepolosan atau ke gaptekan seseorang. Inilah yang kemudian bisa disalah artikan bagi mereka yang di luar Papua yang tidak tahu apa itu Mop karena bisa bisa dianggap merendahkan orang Papua, padahal dikalangan orang Papua sendiri cerita cerita lucu seperti itu sudah menjadi hal yang biasa dianggap sebagai lawakan dan tidak di politisasi.
Secara umum, jika kita kutip beberapa tulisan mengenai sejarah Mop Papua lewat beberapa tulisan di internet menyatakan bahwa :
      MOP pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat Papua oleh Bangsa Belanda saat Zaman kedudukanya di Indonesia,khususnya di Papua. MOP diambil dari istilah April MOB atau lelucon April yang saat ini serentak dirayakan dunia Internasional setiap tanggal 1 di bulan April. . Sesudah Belanda meninggalkan Papua Barat, tradisi Lelucon April itu berubah makna menjadi hanya lelucon khas Papua. Lelucon ini lalu disebut orang dengan istilah MOP (Melawaknya Orang Papua). Berbeda dengan budaya Hari Lelucon internasional yang jatuh pada 1 April, orang Papua tidak merayakannya. Mereka hanya mengadopsi unsur lucunya dalam berbagai cerita lucu khas Papua yang mereka namakan MOP.
Kata-kata yang menjadi bahasa kami dalam bercerita lucu/MOP , antara lain :
* pace = sebutan untuk pria dewasa / bapak
* mace = sebutan untuk wanita dewasa / mama
* tete / nene = kakek / nenek
* kitorang = kita
* pu = kepunyaan
* sa = saya
* ko = kamu
* pi = pergi
* jang = jangan


Iniloh Bro yg Namanya MOP  :



Pas lagi syukuran keluarga, karna Pace Marten ada naik jabatan jadi kepala dinas, jadi tetangga dengan beberapa undangan hadiri acara itu.

Begini dia pu anak Roger yang umur lima tahun ini dapa tunjuk untuk berdoa, untuk doa makan sama bapa pendeta yang pimpin ibadah. Masalahnya Roger pamalu baru tra tau cara berdoa, tapi karna dia pu bapa biasa bilang, kalo su dapa tunjuk harus maju, jadi dia maju dengan perasaan terpaksa.Pace Marthen bisik dia pu anak: "Roger... berdoa untuk keluarga, teman-teman, tetangga deng orang-orang miskin yang butuh bantuan eee...!!!"Roger dia angguk kepala baru tutup mata.Roger : "Tuhan... terima kasih karena orang-orang yang datang dengan dong pu anak-anak su kasih habis sa pu kue-kue deng es krim. Berkati dorang supaya dong tra datang lagi. Ampuni kaka Bobi yang su buka kaka Marta pu baju, baru berkelahi di atas tempat tidur..."Undangan dong su batuk-batuk...Roger dia lanjut lagi: "Tuhan... Sebentar lagi mo dekat Natal, tolong Tuhan berikan baju kepada perempuan-perempuan miskin yang tra punya baju di bapa pu hape blekberri itu, terus berikan rumah kepada om pengemis yang biasa pake mama pu kamar tidur pas papa ada dinas keluar kota... AMIN!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar